Merancang Asesmen Pembelajaran SD
Salam dan kebahagiaan, para guru yang terhormat. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari cara merancang asesmen di tingkat SD. Asesmen ini dapat berupa asesmen formatif atau sumatif, yang bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Asesmen merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Untuk mencapai itu, kita perlu merencanakan asesmen sejak awal ketika kita merumuskan tujuan pembelajaran.
Dalam artikel ini, kita akan menggunakan contoh asesmen
formatif dalam mata pelajaran IPS dan IPA. Para murid akan diberikan kebebasan
untuk memilih media yang mereka sukai, seperti video, komik, infografis, atau
lagu, untuk menyampaikan hasil asesmen mereka.
Pengajaran dilakukan melalui serangkaian kegiatan. Para
murid diminta untuk mengamati air di sekitar mereka dan melakukan penyelidikan
mandiri tentang perjalanan air dalam daur air. Melalui asesmen ini, guru dapat
mengukur kemampuan observasi dan penyelidikan para murid serta memahami sejauh
mana pemahaman mereka tentang konsep daur air sesuai dengan kompetensi yang ada
dalam tujuan pembelajaran.
Agar proses asesmen lebih terarah, kita perlu mengubah
tujuan pembelajaran menjadi indikator kompetensi. Ini membantu kita menentukan
apa yang harus ditunjukkan oleh murid dalam karyanya untuk membuktikan bahwa
tujuan pembelajaran telah tercapai.
Untuk mengukur berbagai indikator kompetensi ini, kita dapat
menggunakan rubrik sebagai alat penilaian. Rubrik ini memungkinkan penilaian
yang objektif dan transparan dari indikator kompetensi yang telah ditetapkan.
Kita dapat merancang rubrik untuk mengukur pemahaman konsep, pengamatan,
penyelidikan, dan bahkan media yang digunakan oleh murid dalam asesmen mereka.
Rubrik biasanya terdiri dari empat atau lima tingkatan
capaian kompetensi, seperti Mahir, Cakap, Layak, dan Berkembang. Kriteria untuk
masing-masing tingkatan dapat dibuat berdasarkan indikator kompetensi yang
telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, kriteria untuk tingkat Mahir akan
berbeda dengan kriteria untuk tingkat Cakap, dan seterusnya.
Selanjutnya, rubrik harus disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan murid di kelas masing-masing. Guru dapat memodifikasi rubrik yang
sudah ada atau membuat rubrik sendiri sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Penting untuk mengkomunikasikan rubrik kepada murid sebelum
mereka melakukan asesmen, sehingga mereka dapat memahami apa yang diharapkan
dari mereka. Hal ini juga memungkinkan murid untuk mengukur kemampuan mereka
sendiri dan membuat target pencapaian pribadi.
Instruksi yang jelas juga merupakan bagian penting dalam
persiapan asesmen. Instruksi harus memberikan panduan yang jelas kepada murid,
termasuk kriteria yang diharapkan. Ini membantu murid memahami ekspektasi guru
terhadap asesmen yang akan mereka kerjakan.
Instruksi dapat disampaikan melalui berbagai media, seperti
lisan, teks, atau melalui media sosial seperti grup WhatsApp. Yang penting
adalah instruksi tersebut disampaikan secara jelas dan dapat membantu murid
dalam melaksanakan asesmen.
Terlibatnya murid dalam proses asesmen sangat penting. Guru
harus mengkomunikasikan rubrik penilaian kepada murid sehingga mereka tahu apa
yang diharapkan dari mereka. Ini memungkinkan murid untuk belajar menilai
kemampuan mereka sendiri, menetapkan target, dan melakukan refleksi
pembelajaran.
Selain itu, asesmen sebaiknya dirancang dengan memberikan
kebebasan kepada murid untuk menggunakan kemampuan dan minat mereka. Dengan
demikian, asesmen bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menantang bagi
murid.
Dengan semua persiapan yang telah dilakukan, proses asesmen akan berjalan lebih lancar, dan murid akan lebih mampu mencapai kompetensi dalam tujuan pembelajaran. Jadi, guru-guru yang hebat, siapkah Anda untuk merancang asesmen yang efektif? Selamat belajar, dan tetap semangat!