Cara Memodifikasi Modul Pembelajaran Untuk Membuatnya Lebih Efektif

Halo, selamat datang kembali di modul pembelajaran. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas cara memodifikasi modul pembelajaran untuk membuatnya lebih efektif. Sebelum kita memulai, mari kita kenali konsep dasar yang akan menjadi landasan kita.

Sebagai seorang guru, kita perlu mengacu pada profil pelajar, karakteristik, dan elemen mata pelajaran. Ini akan membantu kita dalam pembuatan serta modifikasi modul pembelajaran.

Cara Memodifikasi Modul Pembelajaran

Ibu Mirna: Guru yang Peduli

Ibu Mirna adalah seorang guru kelas 2 SD yang memiliki tiga rombongan belajar dengan jumlah murid berkisar antara 28-30 anak. Tugasnya adalah menyiapkan modul pembelajaran matematika untuk para muridnya. Ia mencari inspirasi dari modul yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) dan Fathom Guru.

Mengapa Modifikasi Diperlukan?

Ibu Mirna menyadari bahwa modul yang ia temukan membutuhkan beberapa penyesuaian. Pertama-tama, durasi dalam modul tersebut terlalu singkat. Dengan jumlah murid yang banyak, diperlukan waktu lebih lama untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu, peralatan yang tersedia di sekolahnya tidak selalu sesuai dengan yang ada dalam modul.

Pentingnya Modifikasi

Dalam memilih modul, Ibu Mirna memperhatikan beberapa aspek penting. Pertama, tujuan pembelajaran dalam modul tersebut harus sesuai dengan rencananya. Kedua, metode penyampaiannya harus mendorong murid untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri, terutama dalam aspek kritis berpikir. Ia juga mencari metode kerja kelompok agar murid dapat belajar bekerjasama.

Ibu Mirna menemukan bahwa modul ini memiliki beberapa kelebihan, seperti penggunaan gambar sebelum konsep matematika, metode presentasi yang jarang digunakan dalam pelajaran matematika, dan ketersediaan lembar kerja yang sederhana dan murah. Namun, ia juga menemui beberapa kendala yang perlu diatasi.

Modifikasi Durasi dan Alur Kegiatan

Ibu Mirna merasa bahwa modul tersebut membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang direkomendasikan. Oleh karena itu, ia memodifikasi durasi belajar dengan menyesuaikannya dengan kebutuhan muridnya.

Selanjutnya, alur kegiatan dalam modul direkomendasikan untuk meminta setiap kelompok mempresentasikan kedua lembar aktivitas mereka. Namun, Ibu Mirna menyadari bahwa ini tidak cocok untuk kondisi kelasnya yang memiliki banyak murid. Ia memodifikasi alur kegiatan presentasi agar setiap kelompok hanya mempresentasikan satu lembar aktivitas, sehingga semua kelompok memiliki kesempatan yang sama.

Modifikasi Sarana dan Prasarana

Dalam hal fasilitas multimedia, modul memerlukan peralatan yang tidak selalu tersedia di sekolah Ibu Mirna. Namun, ia menemukan solusi dengan menggunakan gambar, kertas, papan tulis, dan benda nyata untuk menggantikan fasilitas multimedia yang mahal.

Modifikasi Isi Konten

Dalam mengembangkan modul, Ibu Mirna melihatnya dari dua sudut pandang: guru sebagai pengguna dan murid sebagai pelaku pembelajaran. Dari sudut pandang guru, ia menambahkan jenis soal dalam modul sebagai referensi asesmen, sehingga memetakan kemampuan setiap muridnya dengan baik.

Sementara dari sudut pandang murid, Ibu Mirna menambahkan pertanyaan konkret untuk membuka kegiatan pembelajaran, menyesuaikan waktu durasi belajar, dan memasukkan pertanyaan refleksi belajar sesuai fase perkembangan murid.

Hasil Akhir

Setelah mengatasi berbagai kendala, Ibu Mirna berhasil menyusun ulang modul pembelajaran menjadi lebih efektif. Ia juga mengajak rekan guru untuk melakukan evaluasi bersama. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan modul ini dan modul-modul selanjutnya.

Semoga praktik baik yang dilakukan oleh Ibu Mirna ini dapat membantu para guru dalam menyusun modul pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kelas mereka. Selamat belajar dan semoga sukses dalam mengajar!

Next Post Previous Post