Self Regulated Learning dan Implementasi Merdeka Belajar
Mari kita diskusikan apa persoalan terbaik guru di ruang kelas dalam sejumlah percakapan saya mendapatkan jawaban serupa memotivasi murid belajar Sudahlah dijelaskan ternyata murid belum paham sudah diberi tugas tapi dikerjakan dadakan ketika guru tidak di kelas kelas jadi kapal pecah tidak ada murid yang belajar rasanya sulit sekali memotivasi murid.
Belajar seperti mengajak orang melakukan sesuatu yang dibencinya. Bagaimana dengan guru sendiri apakah punya motivasi belajar ternyata tidak mudah juga kita sebagai guru seringkali mengeluh bila dituntut mempelajari konten atau strategi baru pikiran kita menyanggah buat apalagi belajar baru belajar hal baru hanya menambah beban pekerjaan saja 2 tantangan itu menguatkan peribahasa guru kencing berdiri murid kencing berlari murid sulit dimotivasi belajar bisa jadi adalah cerminan dari rendahnya motivasi belajar guru terasa akan tamparan keras di wajah kita sebagai guru meski begitu kedua tantangan dapat diselesaikan dengan satu solusi menjadi guru belajar sekali .
Mendayung dua tiga Pulau terlampaui sekali gurunya semangat belajar maka muridnya akan ketularan .Mengapa belajar itu sulit karena seringkali belajar bukan menjadi solusi terhadap kebutuhan atau persoalan kita kita sebagai guru ikut latihan bukan untuk menyelesaikan persoalan yang kita hadapi tapi hanya untuk mendapat sertifikat atau karena ditunjuk oleh pimpinan murid belajar bukan untuk memenuhi rasa ingin tahu atau menyelesaikan persoalan mereka tapi hanya untuk memenuhi tuntutan orang tua atau karena diawasi oleh guru ketika belajar telah diambil alih maka belajar tidak pernah menjadi milik pelakunya baik guru maupun murid.
Pentingnya Pembelajaran yang Diatur Sendiri dan Implementasinya dalam Belajar Bebas
Kesulitan dalam memotivasi murid untuk belajar adalah sebuah tantangan besar yang dihadapi oleh banyak guru. Bagaimana kita dapat membuat mereka termotivasi? konsep penting yang menjadi kunci bagi motivasi murid belajar, yaitu Self Regulated Learning (Pembelajaran yang Diatur Sendiri).
Mengapa Self Regulated Learning Begitu Penting?
Dalam banyak percakapan dengan para guru, satu masalah yang sering muncul adalah bagaimana cara memotivasi murid untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Terkadang, mereka diberikan tugas, tetapi tugas tersebut dikerjakan dengan sembarangan ketika guru tidak berada di kelas. Tantangan ini seringkali membuat frustrasi para guru. Memotivasi murid untuk belajar seperti mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai.
Namun, apakah para guru sendiri memiliki motivasi untuk belajar? Ternyata, ini juga bukan hal yang mudah. Guru seringkali merasa kesulitan dan enggan untuk mempelajari konten atau strategi baru. Mereka merasa bahwa hal tersebut hanya akan menambah beban kerja mereka. Tantangan ini mencerminkan peribahasa "guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Ketika guru memiliki motivasi belajar yang rendah, hal ini bisa tercermin pada murid-muridnya.
Tantangan ini, bagaimanapun, dapat diatasi dengan satu solusi sederhana: menjadi guru yang belajar. Ketika seorang guru memiliki semangat untuk belajar, hal ini akan menular kepada murid-muridnya.
Mengapa Belajar Sering Sulit?
Salah satu alasan utama mengapa belajar sering sulit adalah karena seringkali belajar bukan merupakan solusi langsung terhadap kebutuhan atau masalah yang dihadapi. Terkadang, kita belajar hanya untuk memenuhi tuntutan orang lain, seperti orang tua atau guru. Kita belajar karena kita diawasi oleh orang lain. Ketika belajar diarahkan oleh pihak lain, proses belajar tersebut tidak pernah menjadi milik kita sendiri, baik bagi guru maupun murid.
Maka, bagaimana kita dapat membuat guru dan murid memiliki rasa kepemilikan terhadap proses belajar? Jawabannya adalah Self Regulated Learning, atau Pembelajaran yang Diatur Sendiri. Ketika individu dapat mengatur belajar mereka sendiri, mereka akan merasa memiliki proses belajar ini.
Manfaat Self Regulated Learning
Ada beberapa manfaat penting dari Self Regulated Learning, baik bagi guru maupun murid. Mari bahas beberapa di antaranya:
1. Orientasi pada Tujuan Belajar: Pembelajaran yang diatur sendiri mendorong motivasi belajar intrinsik, yang berarti belajar karena mereka ingin tahu dan ingin menguasai materi pelajaran.
2. Adaptif: Individu yang mampu mengatur belajar mereka sendiri lebih adaptif. Mereka dapat mengubah cara mereka belajar untuk membuat proses tersebut lebih efektif.
3. Evaluasi Diri: Pelajar yang dapat mengatur belajar mereka sendiri juga dapat mengevaluasi aktivitas belajar mereka. Ini memungkinkan mereka untuk membuat penyesuaian dan persiapan yang lebih baik untuk tugas-tugas di masa depan.
Implementasi dalam Merdeka Belajar
Guru dan murid yang memahami dan menerapkan Self Regulated Learning akan lebih mudah beradaptasi dengan konsep Merdeka Belajar, termasuk kurikulum yang lebih fleksibel. Guru yang memiliki kemampuan belajar secara mandiri dapat terus beradaptasi hingga implementasi kurikulum Merdeka berjalan secara optimal. Murid yang memiliki kemampuan belajar secara mandiri juga akan lebih siap untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan kurikulum Merdeka.
Menjadi Guru yang Mendorong Self Regulated Learning
Menerapkan konsep Self Regulated Learning bukan hanya untuk pengembangan diri kita sendiri, tetapi juga untuk masa depan pendidikan anak-anak Indonesia.
Penutup
Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, Self Regulated Learning adalah kunci untuk membuat guru dan murid memiliki motivasi intrinsik untuk belajar. Ini adalah landasan yang kuat untuk konsep Merdeka Belajar yang sedang diterapkan dalam pendidikan Indonesia. Semoga dengan memahami dan menerapkan Self Regulated Learning, kita dapat menciptakan generasi yang lebih mandiri dan bersemangat dalam belajar.