Membangun Jembatan Transisi dari PAUD ke SD: Kunci Sukses Anak di Sekolah

Kehidupan kita penuh dengan perubahan, terutama ketika seorang anak lahir ke dunia ini. Proses 9 bulan kehamilan bagi ibu adalah awalnya, dan kemudian, anak-anak belajar makan makanan padat setelah melewati fase minum susu ibu dan makan makanan lunak. Begitu juga ketika mereka belajar berjalan, ada proses panjang yang dimulai dari merangkak, merambat, hingga akhirnya berjalan dan berlari. Semua proses ini bertujuan untuk menyiapkan anak dari satu fase ke fase selanjutnya.

Membangun Jembatan Transisi dari PAUD ke SD

Namun, sayangnya, ketika anak-anak masuk ke sekolah, seringkali proses ini terlupakan. Terdapat jurang besar yang harus mereka lompati untuk berhasil di SD. Masa transisi ini bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak, karena ada perbedaan besar antara pendidikan anak usia dini (PAUD) dan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak-anak harus beradaptasi dengan cepat, dan hal ini dapat menimbulkan tekanan.

Lingkungan belajar yang mendukung transisi dari PAUD ke SD sangat penting. Ini adalah lingkungan yang dapat membangun jembatan yang kokoh agar anak-anak merasa aman dan nyaman dalam perjalanan menuju kesiapannya bersekolah. Untuk mencapai hal ini, kita perlu memiliki persepsi dan visi yang sama tentang praktik pembelajaran yang memperkuat transisi dari PAUD ke SD.

Namun, bagaimana jika jembatan ini patah? Ini adalah pertanyaan yang harus kita jawab. Seorang ibu bertanya, "Bagaimana kabar bunga? Dia tidak masuk sekolah selama seminggu." Ibu tersebut khawatir karena anaknya menangis dan menolak pergi ke sekolah. Ibu tersebut mencoba bertanya kepada guru tentang alasan mengapa anaknya tidak mau sekolah, dan jawabannya tidak jelas. Anak tersebut mengatakan bahwa dia tidak bisa membaca, tidak suka membaca, dan tidak ingin membaca. Ibu tersebut merasa frustasi, karena dia ingin anaknya belajar dan tumbuh.

Kasus seperti ini sering terjadi karena putusnya jembatan antara PAUD dan SD. Tidak semua anak mendapatkan kesempatan untuk belajar di PAUD, dan bahkan jika mereka belajar di PAUD, mereka memiliki kemampuan yang berbeda. Namun, begitu mereka masuk SD, mereka diharapkan memiliki kemampuan yang sama dan setara. Inilah yang kita sebut jembatan yang patah, dan ini membuat sulit bagi anak-anak untuk berhasil di SD.

Bagaimana kita memastikan bahwa jembatan ini kokoh dan siap menghantarkan siswa ke jenjang SD? Caranya adalah memberi kesempatan pada anak-anak untuk berproses. Mari mulai dengan masa perkenalan dua minggu pertama sekolah, yang merupakan gerbang pertama menuju pendidikan formal. Ada dua hal yang perlu terjadi selama periode ini.

Pertama, perkenalan peserta didik dan orang tua dengan lingkungan barunya. Kedua, perkenalan sekolah dengan peserta didik yang baru. Dua minggu pertama sekolah ini sangat penting dalam mengukur seberapa baik satuan pendidikan memberikan layanan penguatan transisi dari PAUD ke SD.

Selama periode ini, berbagai aktivitas bisa dilakukan, seperti perkenalan diri siswa dengan berbagai cara, bermain, dan berbicara tentang minat dan hobi anak. Semua ini membantu anak-anak merasa nyaman di lingkungan baru mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan semangat belajar mereka.

Membangun jembatan yang kuat dari PAUD ke SD memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan dari semua pihak terkait. Jika kita memberi kesempatan pada anak-anak untuk berproses dan merasa nyaman dalam lingkungan baru mereka, kita dapat membantu mereka meraih kesuksesan di SD.

Jadi, mari bersama-sama memastikan bahwa anak-anak kita memiliki jembatan yang kokoh untuk sukses di sekolah. Dengan demikian, mereka akan memiliki fondasi yang kuat untuk pembelajaran sepanjang hayat.

Next Post Previous Post